Telah dua hari nasib tiga nelayan Martin (34), Alfin (22) serta Yuyus (39), warga Kampung Banyuasih, Desa Pamalayan, Pantai Santolo, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat, masih tetap misterius. Mereka disangka terbenam dengan kapal yang dipakai mulai sejak melaut, Jumat malam, 25 Mei 2018.
Bayu Tresna (22), salah seseorang warga rekanan ke-3 nelayan menyebutkan, paling akhir kali ia temukan ketiganya pada Jumat malam, sebelumnya pergi melaut mencari cumi-cumi yang sekarang ini tengah masuk musim tangkap.
" Tapi sesudah dicari-cari, mereka belum ketemu, " ucap dia di Garut, Minggu, 27 Mei 2018. Waktu musim cumi-cumi tiba, umumnya jarak melaut beberapa nelayan tidak lebih dari 14 mil. Namun, sesudah tim paduan Basarnas mencari hingga ke tengah lautan, perahu yang ditumpangi ke-3 korban belum juga diketemukan.
Disangka, awalannya perahu kayu mereka terbenam dihantam ombak. Hal semacam ini sesuai sama temuan tim Basarnas yang dibantu Polairud serta warga sekitaran di lapangan, temukan jaring serta kursi perahu tongkang yang disangka datang dari perahu yang mereka tumpangi. Mengenai sampai saat ini, pencarian tim paduan dengan warga nelayan setempat masih tetap berjalan.
Karsono (46), nelayan Pantai Santolo yang lain memberikan, sampai Minggu siang barusan, ia mengakui lakukan pencarian sekalian sampai ke lokasi laut Cidamar, Cidaun, Kabupaten Cianjur, namun akhirnya masih tetap nihil. " Tidak tahu ke mana, saya tidak temukan mereka, " katanya.
Kasatpolairud Pantai Santolo, Garut, AKP Tri Andri, membetulkan peristiwa hilangnya tiga nelayan Santolo itu. Namun, Satpolairud belum juga dapat meyakinkan mereka terbenam atau hilang kontak arah pulang. " Dasarnya mereka belum juga pulang, kita selalu kerjakan pencarian, " kata dia.
Tidak ada komentar