Polri menguak jaringan penebar berita bohong atau hoax dalam bentuk Muslim Cyber Army (MCA). Grup ini disangka ada dibalik beberapa gosip yang buat merinding serta mengesankan negara dalam keadaan genting : penyerangan pada ulama serta kebangkitan 'hantu' Partai Komunis Indonesia (PKI).
Parahnya sekali lagi, berita burung sesuai sama itu diembuskan di kondisi politik yang tengah gaduh, mendekati Pilkada Pilkada 2018 serta menyambut Penentuan Presiden 2019.
Itu kenapa Ketua Sama dengan Institute Hendardi menilainya, kehadiran MCA beresiko. Ia lalu memperbandingkan MCA dengan Saracen, jaringan penebar ujaran kebencian yang th. lantas digulung Polri. Dari bagian jaringan, MCA miliki sebaran yang mencapai semua Indonesia.
Menurut Hendardi, hal tersebut dapat diambil kesimpulan dari tempat penangkapan pentolannya yang menyebar di banyak daerah di semua Indonesia. Mereka juga disangka miliki motif politis yang kuat.
Hal tersebut berlainan dengan Saracen yang lebih menguasai bagian kebutuhan ekonominya, dengan jual paket ujaran kebencian. Terlebih susunan MCA yg tidak sekaku Saracen, hal tersebut malah buat pergerakan mereka lebih cair.
Dampak merusaknya juga, Hendardi memberikan, semakin lebih besar, sebab MCA bekerja dengan menghasut serta memengaruhi opini umum.
Tidak ada komentar