Larangan dari IJC Untuk Kapal Pembunuh Milik Jepang

Larangan dari IJC Untuk Kapal Pembunuh Milik Jepang 

Beberapa tahun belakangan ini, Jepang kerap menjadi sorotan atas kasus pembantaian paus. Namun, baru-baru ini kejadian tersebut justru kembali terulang.

kapal penangkap paus berlabuh di pelabuhan Shimonoseki, di wilayah barat Jepang. Mereka dilaporkan telah melakukan perburuan di Antartika sejak November 2016 lalu.

Tidak tanggung-tanggung, kelima kapal tersebut kabarnya membantai 333 ekor paus minke sebelum kembali ke Jepang. Kedatangan mereka disambut lebih dari 200 orang, termasuk kru dan keluarga.

Departemen Perikanan Jepang sendiri beralasan jika kapal-kapal tersebut melakukan perburuan di Antartika demi misi penelitian sistem ekologi. Namun, pernyataan itu dibantah oleh lembaga amal, Masyarakat Humanis Internasional. Mereka mengecam dengan keras tindakan itu dan memintanya segera dihentikan.

Jepang bersikeras mengaku hanya melakukan penelitian ilmiah setiap tahunnya. Namun kenyataannya mereka telah membantai hewan-hewan ini," ujar Wakil Presiden eksekutif HSI, Kitty Block. "Pembunuhan atas nama ilmu pengetahuan ini haru dihentikan. Sementara itu, Jepang diketahui memburu ikan paus sebagai sumber makanan terutama pasca Perang Dunia II. Namun mereka sempat berhenti melakukan perburuan setelah adanya larangan dari IJC.